Perihal Ilmu Tasawuf Islam
بِسْــــــــــــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Ilmu tasawuf adalah diantara cabang besar dan memainkan peranan besar dalam kemajuan rohani umat Islam. Menjadi pelengkap dari ilmu islam, setelah ilmu tauhid dan ilmu fekah. Satu displin ilmu yang membicarakan hal dan permasaalahan hati, akhlak dan ruhani.
Kalau ilmu tauhid membicarakan tentang kepercayaan dan ik’tiqad. Dan ilmu fekah pula membicarakan tentang hukum-hakam dan ibadat zahiriah. Manakala ilmu tasauf pula membicarakan tentang kebersihan hati dan menghalusi amal
Ia adalah ilmu terakhir, ilmu yang rumit dan tinggi, bagaikan lautan tak bertepi. Imam Al ghazali pernah berkata “semua ilmu bidang ilmu telah aku selami sampai ke dasarnya, tetapi ilmu tasauf aku tidak dapat mencapai ke dasarnya”. Berawal dengan ilmu tauhid, ilmu fekah dan akhirnya ilmu tasawuf. Dari sudut fekah, ilmu tasawuf harus dipelajari. Tetapi pada hakikatnya ia wajib dipelajari.
Imam-imam empat mazhab pun tak luput dari mempelajari ilmu tasauf dan bertarikat (kaedah) diantaranya ialah:
IMAM ABU HANIFAH (85 H -150 H) – pendiri Mazhab Hanafi
Beliau adalah murid dari Ahli Silsilah Tarekat Naqsyabandi yaitu Imam Jafar as Shadiq ra . Berkaitan dengan hal ini, Jalaluddin as Suyuthi didalam kitab Durr al Mantsur, meriwayatkan bahwa Imam Abu Hanifah berkata, “Jika tidak karena dua tahun, aku telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Imam Jafar as Shadiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar”.
IMAM SUFYAN ATH-TSAURI (96-16 – Pendiri Mazhab Ath-Tsauri
Tidak dapat dimungkiri, Sufyan Ats-Tsauri adalah Ulama Mujtahid, Imam hadis dan Imam saufi. Telah banyak kata-katanya diabadikan di dalam kitab tasauf
Orang-orang bertanya, “Dengan siapa kami harus bergaul, wahai Sufyan?” Sufyan menjawab, “Dengan orang-orang yang mengingatkanmu untuk berdzikir (ingat) kepada Allah, dengan orang-orang yang membuat kamu gemar beramal untuk akhirat, dan dengan orang-orang yang akan menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya.”
IMAM MALIK (93-179) – Pendiri mazhab Maliki
Juga murid Imam Jafar as Shadiq ra, mengungkapkan pernyataannya yang mendukung terhadap ilmu tasawuf sebagai berikut : “Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasawuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari (learn) fiqih tanpa tasawuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawuf dengan disertai fiqih dia meraih Kebenaran dan Realiti dalam Islam.” (’Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, juz 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).
IMAM SYAFI’I (Muhammad bin Idris, 150-205 H) – Pendiri Mazhab Syafi’i
Mengikut kata Imam AlGhazali didalam kitab Ihya Ulumiddin menyatakan imam Ghazali berguru dengan Sheikh Syaiban Pengembala
Imam Syafi’e berkata “Saya berkumpul bersama orang-orang sufi dan menerima 3 ilmu”:
- Mereka mengajariku bagaimana berbicara
2. Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan kelembutan hati
3. Mereka membimbingku ke dalam jalan tasawuf.”
(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid al Albas, Imam ‘Ajluni, juz 1, hal. 341)
IMAM AHMAD BIN HANBAL (164-241 H) – Pendiri Mazhab Hanbali
Diceritakan bahawa Imam Ahmad bin Hanbal selalu mengunjungi Sheikh Bisyir Al Hafi juga Sheikh Ma’ruf Al Karki bersama-sama sahabat karibnya Imam Yahya bin Muin dan duduk belajar kepada mereka berdua tentang ilmu tasawuf dan kerohanian.
Imam Ahmad berkata, “Anakku, kamu harus duduk bersama orang-orang sufi, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka selalu mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka adalah orang-orang zuhud yang memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi. Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka” (Ghiza al Albab, juz 1, hal. 120 ; Tanwir al Qulub, hal. 405, Syaikh Amin al Kurdi)
Kepentigan ilmu tasawuf
Ilmu taswuf adalah ilmu yang berkisar tentang hati dan ruhani.
Sabda Baginda s.a.w:
“Ketahuilah bahawa sesungguhnya ada segumpal daging di dalam jasad manusia itu, apabila ia itu baik maka baiklah seluruh jasad, bila ia rosak maka rosaklah jasad keseluruhan. Ketahuilah, itulah hati.”
Kalbu adalah dari intisari ruh yang perlu beberikan makanan dan perhatian setelah sempurna amalan yang zahir. Didalam dunia kalbu terdapat berbagai jenis penyakit seperti riak, ujub, cinta dunia, bakhil,syirik dan sebagainya. Ianya perlu diperiksa-teliti, didiagnosiskan penyakit dan dirawat.
Bagi untuk membuat rawatan memerlukan tool. Asas tool nya ialah zikir dan mujahadah. Walaupun nampaknya mudah, tetapi kurang ilmu dan kemahiran hasilnya kurang berkesan dan lambat. Kalau ilmu tasawuf itu teori, kaedah tarikat itu adalah amalinya. Oleh itu perlulah kita mecari guru yang berkelayakan untuk merealisasikan ilmu tasawuf tersebut.
Dapat kita simpulkan bahawa ilmu dan amalan tarekat Tasawuf itu merupakan asas yang terpenting bagi Islam, sebagai nyawa bagi tubuh badan manusia layaknya.
Jika tubuh badan manusia tidak bernyawa ia tidak akan dapat hidup dan bergerak, maka begitulah juga keadaannya orang beragama tanpa beramal dengan tarekat Tasawuf, ruhaninya kotor dan sakit, sudah pasti ia tidak akan mendapat hakikat penghayatan Islam yang sebenar iaitu manisnya iman dalam kerangka menuju kepada Allah.
0 ulasan:
Catat Ulasan