Home » » Matinya Seorang Fasik Yang mendapat Ampunan Allah S.w.t

Matinya Seorang Fasik Yang mendapat Ampunan Allah S.w.t

Matinya Seorang Fasik Yang mendapat Ampunan Allah S.w.t



Pada zaman Nabi Musa seorang manusia telah mati. Kerana ia sangat fasik, maka orang-orang tidak mahu memandikan dan menguburkannya. Kakinya diseret dan dibuangkan pada kotoran. Maka Allah Swt memberikan wahyu kepada Nabi Musa.
Allah:  Wahai Musa, ada salah seorang telah mati dikampungnya. Si Fulan telah di buang pada kotoran. dia termasuk wali dan kekaksihku. Orang-orang tidak mahu memandikan, mengkafani (shroud) dan menguburkan. Maka hendaklah kamu berangkat, dan  kamu mandikan, kamu kafani (shroud), kamu salati (pray) dan kamu kuburkan”. Kemudian Nabi Musa berangkat menuju kampung si Fulan yang dikatakan itu, dan menanyakan ihwalnya seseorang yang mati itu. Maka ia mendapat keterangan dari mereka.
Mereka:  “Wahai Musa orang itu mati denga sifat-sifat demikian, demikian……Ia adalah orang yang fasik yang menampakkan ke fasik kannya”.
Musa: Di mana tempatnya orang itu?”. Sesungguhnys Allah telah memberikan wahyu kepadaku untuk menguruskan dia. Maka tunjukkan aku tempatnya orang itu. Orang-orang berangkat bersama menunjukkan tempatnya. Setelah musa melihat, bahawa orang itu  dibuang pada kekotoran dan orang-orang juga menuturkan keburukan perbuatannya.
Musa:  “Wahai Tuhan, Engkau memerintahkan aku untuk menyembahyangi dan menguburkan orang itu. Padahal orang-orang yang bersama-sama menyaksikan bahawa ia adalah orang yang jahat. Maka Engkaulah yang maha mengetahui daripada mereka”.
Allah:  “Wahai Musa, memang benar mereka itu menceritakan keburukan orang itu. Akan tetapi hendak mati ia minta syafaat kepadaku dan dalam tiga perkara. Andaikata seluruh orang yang berbuat dosa itu bersama memohon syafaat tiga perkara itu kepada-Ku, Aku pasti akan memberinya. Maka bagaimana lagi jika Aku tidak kasihan kepadanya, padahal ia bersungguh-sungguh memohon Dan aku Maha Pengasih lagi Maha belas kasihan”.
Musa:  “Ya Allah, apakah tiga perkara itu”
Allah:
  1. Ketika  mendekati matinya ia memohon; “Ya Allah,  Engkaulah yang lebih mengetahui kepadaku. Sesungguhnya aku melakukan kemaksiatan-kemaksiatan, sebetulnya aku juga benci terhadap kemaksiatan  di dalam hati. Tapi aku kumpulkan tiga perkara padaku, sehingga aku berani melakukan maksiat. Namun sebetulnya perasaanku sangat benci terhadap tiga perkara iaitu: Hawa nafsu, teman  bergaul yang jahat dan iblis yang dilaknati. Tiga perkara inilah yang menjadikan sebabnya sampai aku melakukan maksiat. Ya Allah, sesungguhnya Engkau  mengetahui apa yang saya lakukankan. Maka semoga Engkau berkenan mengampuni dosaku.
  2. Ia mengatakan: “Ya Allah, Engkau mengetahui aku melakukan kemaksiatan. Dan kediamanku berkumpul dengan orang solehin lebih senang daripada berkumpul bersama orang fasikin”.
  3. Ia mengatakan: Yaa Allah, Engkau lebih tahu kepadaku. Sesungguhnya para solehin lebih saya cintai daripada para fasikin. Sehingga setiap orang soleh dan orang fasik memerlukan aku, maka aku akan mendahulukan hajat orang soleh daripada orang fasik.
Disebutkan dalam riwatat Imam Wahab bin Munabih mengatakan, bahawa orang itu berkata; “Ya Allah andai kata engkau mengampuni segala dosaku, maka akan bergembiralah para kekasih-Mu dan para Nabi-Mu. Dan menjadi susahlah para syaitan yang menjadi musuh-Mu. Jika engkau menyiksa aku sebab banyak dosa, maka para syaitan dan sahabatnya akan merasa gembira. Dan menjadi susahlah para Nabi dan para Wali.
Dan sesungguhnya aku tahu bahawa gembira nya para wali kepada Engkau itu lebih Engkau cintai daripada gembiranya para syaitan dan sekutunya. Maka dari itu aku mengharap semoga engkau berkenan mengampuni dosaku. Ya Allah sesungguhnya Engkau lebih tahu dari apa yang saya lakukankan. Maka berilah rahmat (kesayangan) kepadaku
Allah:  Maka aku merasa belas kasihan, Aku mengampuni dan Aku lewatkan siksanya. Sesungguhnya Aku zat yang banyak pengasih khususnya bagi orang yang mahu mengakui dosanya dihadapan-Ku. Inilah orang yang mengakui dosanya, maka Aku mengampuni dan melewatkan siksanya”.
Allah:  “Wahai Musa, lakukanlah apa yang telah Aku perintahkan kepadamu, oleh sebab dari kemuliaan orang itu, maka Aku ampuni dosanya orang-orang yang menyembahyangkan dan menguburkan orang ini”.                          

0 ulasan: